The smart Trick of Ngertakeun Bumi Lamba That Nobody is Discussing
The smart Trick of Ngertakeun Bumi Lamba That Nobody is Discussing
Blog Article
Para peserta bersatu dalam ikatan spiritual untuk memulihkan hubungan manusia dengan alam semesta yang selama ini tercabik oleh pembangunan dan kerakusan manusia.
Anda dapat memeriksa situs On the internet mereka atau menghubungi mereka untuk informasi lebih lanjut tentang jam buka, harga tiket, dan acara khusus.
Keadilan diartikan sebagai kesetaraan, rasa hormat, dan pengelolaan bersama yang adil antara manusia dan makhluk hidup lainnya.
Selain faktor makanan dan kebersihan, dalam memilih bibit ternak juga Bapak Sihombing menyarankan memilih yang betul-betul baik dan sehat dan kita tahu dari mana asal bibitnya karena faktor itu sangat menentukan keselamatan dan hidup ternak tersebut pada saat kita peliahara.
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.
Ia menilai, menjaga adat tradisi sangat penting karena hal itu merupakan satu kesatuan dengan alam semesta. Alam tidak butuhkan manusia, namun manusia yang membutuhkan alam.
Ngertakeun bumi lamba, artinya Mensejahterakan Kehidupan Bumi Alam, seperti yang diamanatkan Sang Prabu Siliwangi 1482-1521M, dalam Sanghyang Siksa Kanda’ng Karesian. Upacara ini sebagai salah satu bentuk dari kearifan lokal masyarakat adat dalam berhubungan dengan alam yang mendesak manusia untuk mengubah sikapnya terhadap lingkungan, yaitu dengan berusaha kembali untuk lebih arif dalam memperlakukannya seperti yang telah dilakukan oleh leluhur sejak dulu.
Para peserta upacara memakai berbagai baju adat. Laki-laki mengenakan pangsi hitam dan iket kain batik dan perempuan mengenakan kebaya dan bawahan batik khas Sunda.
Ritual adat ini merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Sabuana Sunda Nusantara, upacara tahunan yang menjadi bentuk penghormatan masyarakat adat terhadap alam semesta.
"Sebagai orang gunung kita berterima kasih dengan cara ngalung, sebagaimana orang pinggiran sungai maupun laut yang berterima kasih dengan melarung. Ini simbol penghormatan kita kepada semesta," ujarnya. "Mari kita lepaskan, juga melepaskan keburukan agar mendapat kebaikan," imbuhnya.
Gunung tidak hanya dipandang sebagai gundukan gigantik dari proses panjang serangkaian content alam sejak purbakala. Tak juga cuma dilihat sebagai objek ekonomi atau pariwisata yang musti dieksploitasi, tempat kayu tumbuh dan hewan berbiak lalu ditukar belaka lembaran uang.
yang dimaksud tidak berhenti pada ganesh atau click here ganapati/genetik leluhur yang mengalir di dalam darah, namun juga nilai-nilai dan pengetahuan yang secara temurun diwariskan.
Esai merupakan karya asli penulis dan bila di kemudian hari diketahui adanya plagiasi, pertanggungjawaban pertama-tama dipikul oleh penulis
Selain itu, pengunjung dapat menikmati keindahan alam dan merasakan kehangatan pedesaan yang autentik.